Jakarta, IDN Times - Jepang menyetujui anggaran pertahanan sebesar 7,9 triliun yen (sekitar Rp860,6 triliun) untuk tahun fiskal 2024.
Rancangan anggaran awal untuk tahun fiskal berikutnya yang dimulai pada April melonjak 16,5 persen dari rekor tertinggi sebelumnya sebesar 6,8 triliun yen (Rp740,8 triliun) pada fiskal 2023. Ini menandakan peningkatan selama 12 tahun berturut-turut.
Rencana pengeluaran tersebut sejalan dengan keputusan pemerintah pada akhir tahun lalu, yang menggelontorkan dana gabungan sebesar 43 triliun yen (Rp4,6 kuadriliun) pada pengeluaran pertahanan dari tahun fiskal 2023-2027.
Jepang mengubah postur pertahanannya secara mendasar, guna meningkatkan kekuatan militernya di tengah tantangan keamanan di kawasan yang semakin berkembang.
Bertambahnya pengeluaran tahunannya tersebut hampir dua kali lipat menjadi 10 triliun yen (Rp1 kuadriliun). Ini pula menjadikan Jepang sebagai negara dengan belanja militer terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat (AS) dan China.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida juga melonggarkan peraturan ketatnya mengenai ekspor senjata. Ini berdasarkan perubahan Tiga Prinsip mengenai Transfer Peralatan dan Teknologi Pertahanan, termasuk dengan mengizinkan ekspor senjata dan komponen buatan Jepang di bawah lisensi asing ke negara tempat pemberi lisensi berada.