Rencana tersebut untuk memperkuat kemampuan serangan balik negara melalui kemampuan pertahanan jarak jauh, atau menyerang target dari luar jangkauan serangan musuh, serta memperoleh keunggulan di semua domain dengan sistem tak berawak dalam kerja sama dengan sekutu dan negara-negara yang memiliki pemikiran serupa.
"Jepang menghadapi situasi keamanan nasional yang paling serius dan rumit sejak berakhirnya Perang Dunia II," kata Menteri Pertahanan Nakatani.
"Ini adalah tugas yang mendesak, guna memperkuat kemampuan pertahanan secara mendasar," tambahnya.
Tokyo terus mendorong rencananya untuk mengalokasikan total sekitar 43 triliun yen (Rp4.416 triliun) untuk belanja pertahanan yang memasuki tahun ketiga dari rencana lima tahunnya yang dimulai pada tahun fiskal 2023, guna memperkuat Pasukan Bela Diri (SDF) Jepang.
Pemerintah berupaya memperoleh kemampuan serangan balik untuk tujuan pertahanan diri, seperti memperoleh kemampuan untuk menyerang pangkalan rudal musuh. Tokyo juga akan memulai penelitian untuk mengembangkan peralatan yang dapat meluncurkan rudal jarak jauh vertikal dari kapal selam.
Dalam anggaran yang diusulkan, 16,8 miliar yen (Rp1,7 triliun) dialokasikan untuk pengenalan jenis baru rudal yang diluncurkan dari kapal yang merupakan versi yang ditingkatkan dari rudal berpemandu permukaan-ke-kapal Tipe 12 milik SDF dengan jangkauan kemampuan serang yang diperluas di pulau terpencil.