Jakarta, IDN Times - Salah satu poin penting dari kunjungan Perdana Menteri Yoshihide Suga yakni Jepang akan memberikan pinjaman senilai 50 miliar Yen atau setara Rp6,9 triliun (1 Yen setara Rp138,9) untuk melawan pandemik COVID-19. Tawaran pinjaman dengan bunga rendah itu disampaikan oleh PM Suga ketika berbincang di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Stasiun berita Channel News Asia, Rabu (21/10/2020) melaporkan pinjaman itu akan digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengatasi bencana alam. Pinjaman ini akan menambah utang lainnya yang diberikan pada Februari 2020 lalu dan bernilai hampir 32 miliar Yen.
Pinjaman itu dimaksudkan oleh Jepang agar Indonesia bisa menggunakan slot dana lainnya untuk penanganan pandemik COVID-19. Apalagi hingga kini, Indonesia menjadi negara dengan kasus corona paling tinggi di kawasan Asia Tenggara.
"Dengan mempertimbangkan dampak penyebaran COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia, pada kesempatan ini Jepang telah menetapkan pemberian pinjaman sebagai bantuan fiskal 50 miliar Yen untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana Indonesia," ungkap PM Suga seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Negara kemarin.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, per Selasa kemarin ada 368.842 orang yang terpapar COVID-19. Sebanyak 12.734 pasien di antaranya meninggal dunia. Sementara, 293.653 berhasil sembuh. Indonesia berhasil menduduki peringkat pertama kasus COVID-19 di kawasan Asia Tenggara meski tingkat kemampuan tesnya masih rendah.
Selain itu, rencananya Jepang juga akan membuka pintunya bagi WNI meski di tengah pandemik. Kapan hal itu akan terealisasi?