Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden membahas dampak reaksi pemerintah Trump dalam penanggulangan wabah penyakit virus corona (COVID-19) terhadap ekonomi AS saat berpidato di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Jumat (4/9/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, IDN Times - Debat Calon Presiden Amerika Serikat yang mempertemukan petahana Donald Trump dengan penantang Joe Biden berlangsung panas. Penggalan sesi yang mencuri perhatian publik adalah perkara dugaan penggelapan pajak oleh Trump.
 
Baru-baru ini, The New York Times merilis hasil investigasi yang mengungkap bahwa Trump tidak membayar pajak pendapatan dalam 10 hingga 15 tahun terakhir. Alasannya adalah kerugian yang diterima lebih besar daripada pendapatannya. Trump diketahui hanya membayar US$750 (Rp10,5 juta) pada tahun pertamanya menjabat sebagai presiden.
 
Gedung Putih membantah laporan tersebut. Trump dan pengacaranya menyebut laporan itu tidak sepenuhnya benar.
 
Moderator debat, Chris Wallace, meminta Trump untuk mengklarifikasi isu itu. Dia bertanya berapa pajak yang Trump bayarkan pada 2016 dan 2017. Bohir properti itu menjawab “jutaan dolar.” Tanpa menjawab spesifik angkanya, Trump bahkan berjanji akan merilis laporan pajaknya.
 
Mendengar pernyataan itu, Biden yang merupakan mantan Wakil Presiden AS Barrack Obama menimpali Trump, “Kapan? Insyaallah?”

1. Warganet dibuat gaduh dengan ungkapan Insyaallah Biden

Tangkapan layar tanggapan warganet seputar ungkapan Joe Biden mengenai Insyaallah (www.state.com)

Dilansir dari state.com, terjadi beberapa perdebatan mengenai pernyataan yang dilontarkan Biden. Sebagian masih meragukan apakah yang dia katakan adalah Insyaallah atau kata lain. Namun, banyak orang yang terlanjur yakin bahwa Biden mengatakan Insyaallah.
 
Secara bahasa, Insyaallah berarti “jika Allah menghendaki” atau dalam bahasa Inggris “God willing". Secara konteks, kalimat itu menyulut perdebatan karena diucapkan oleh Biden untuk menyindir Trump.
 
Sebagai informasi, Trump dikenal sebagai sosok pengusaha “licik” yang pandai mengutak-atik laporan pendapatan demi menurunkan beban pajak. Laporan The New York Times menyebutkan ini bukan kali pertama Trump berurusan dengan isu penggelapan pajak.
 
Oleh sebab itu, ketika Biden mengucapkan Insyaallah, seolah-olah Trump hanya akan merilis laporan pajaknya jika ada intervensi Tuhan. Biden ragu Trump benar-benar serius dengan pernyataan itu.
 
“Apakah Biden mengucapkan “InshaAllah” setelah bertanya “Kapan”? Apakah InshaAllah mengindikasikan makna “tidak akan pernah”? Apa makna sesungguhnya dari literasi budaya,” tulis Sana Saeed, kritikus budaya yang bekerja untuk Aljazeera Plus.
 

2. Menyelami makna Insyaallah dalam Al-Qur'an

Editorial Team

Tonton lebih seru di