ilustrasi situasi lebanon (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, pada Senin (23/9/2024), mengatakan bahwa negaranya tak akan mengehentikan serangan udara ke wilayah Lebanon sampai mereka mencapai tujuannya, yaitu memulangkan warga ke kampung halamannya di perbatasan.
"Kami sedang meningkatkan serangan kami di Lebanon. Aksi-aksi ini akan terus berlanjut hingga kami mencapai tujuan kami," kata Gallant, dilansir dari Reuters.
Pernyataan itu disampaikan Gallant setelah Israel kembali melancarkan serangan udara ke arah Lembah Beeka dan wilayah utara dekat Suriah pada Senin. Ia meminta warga untuk tetap tenang.
“Ini adalah hari-hari di mana masyarakat Israel harus menunjukkan ketenangan,” tambahnya.
Sebelum Israel melancarkan serangan, militer telah mengumumkan peringatan yang diklaim untuk meminimalisir korban sipil. Hagari mengeluarkan peringatan untuk menjauh dari fasilitas milik Hizbullah.
Namun, dari laporan Jerussalem Post, peringatan yang dikeluarkan oleh Hagari disebut berbeda dengan yang terjadi di Gaza. Peringatan itu dikeluarkan saat serangan udara sudah dimulai.
”Jadi, peringatan dikeluarkan bagi mereka yang belum mengungsi,” lapor media itu.
Namun, tidak jelas situs apa yang hendak diserang oleh Israel. IDF juga tidak memberitahu warga sipil Lebanon ke mana warga yang dievakuasi
Setelah menyerukan evakuasi warga, IDF memulai putaran kedua serangannya di Lebanon selatan sekitar pukul 11:00 pagi.
Serangan Israel pada Senin merupakan serangkaian serangan yang meningkat dalam sepekan terakhir. Setelah insiden ledakan pager pada Selasa dan Walki Talkie pada Rabu, Israel melancarkan serangan ke Beirut pada Jumat dan ke perbatasan pada Sabtu. Sehari setelahnya, Israel melancarkan serangan balasan.