Aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Joshua Wong dan Agnes Chow Ting, ketika ditahan kepolisian pada 30 Agustus 2019. twitter.com/joshuawongcf
Wong kemudian menggarisbawahi rangkaian demonstrasi selama hampir tiga bulan ini "tidak memiliki pemimpin", termasuk Demosisto. "Sekali lagi kami tegaskan bahwa Demosisto tidak pernah mengambil peran memimpin apa pun selama pergerakan," tulisnya.
Ia menilai bahwa teror serta persekusi terhadap orang-orang yang mengkritik pemerintah ini sebagai "taktik bodoh dan kuno yang digunakan oleh kepolisian untuk menyenangkan Beijing".
31 Agustus sendiri merupakan hari yang diingat oleh Hong Kong dan Beijing. Pasalnya, pada lima tahun lalu di hari yang sama, Beijing menetapkan status demokrasi terbatas di Hong Kong di mana seorang pemimpin eksekutif dan anggota Dewan Legislatif dipilih bukan secara demokratis.
Pemilihan berlangsung dengan kandidat yang diseleksi oleh Beijing. Sebanyak 1.200 anggota komite pemilihan yang berhak menentukan siapa pemimpin Hong Kong juga merupakan loyalis pemerintah Tiongkok daratan.
Peristiwa ini membuat aktivis pro-demokrasi turun ke jalan di mana protes mereka kemudian dikenal sebagai Gerakan Payung (Umbrella Movement). Wong dan Chow Ting termasuk sebagai tokoh unjuk rasa.