Melansir dari DW, terkait kecurangan pemilu yang terus diklaim oleh pihak militer telah membuat adanya kabar mengenai kemimungkinan adanya kudeta oleh militer. Pada hari Rabu pekan lalu, Panglima Angkatan Darat, Jenderal Min Aung Hlaing, menyampaikan kepada personel militer pada hari Rabu bahwa mungkin "perlu" untuk mencabut konstitusi jika tidak dipatuhi, perkataannya telah menimbulkan kekhawatiran akan adanya kudeta.
Kabar mengenai adanya potensi kudeta telah membuat PBB dan beberapa kedutaan besar Barat di Myanmar pada hari Jumat, menyamipan kekhawatiran atas kemungkinan intervensi militer dan mendesak Myanmar untuk "mematuhi norma-norma demokrasi."
Namun, pada hari Sabtu militer yang dalam bahasa Burma benama "Tatmadaw" menyampaikan bahwa pernyataan panglima mereka telah disalahartikan, pernyataan tersebut disampaikan agar anggota militer paham mengenai situasi konstitusi.
"Tatmadaw melindungi konstitusi 2008 dan akan bertindak sesuai dengan hukum. Beberapa organisasi dan media mengasumsikan apa yang mereka inginkan dan menulis karena Tatmadaw akan menghapus konstitusi."
Richard Horsey, seorang analis di Myanmar, sebelum adanya penangkapan menyampaikan di Twitter bahwa saat ini kudeta sepertinya tidak mungkin terjadi. "Tampaknya militer Myanmar telah mundur dari ancaman kudeta. Bagaimana menafsirkannya, dan apa artinya bagi stabilitas ke depan, bergantung pada detail di balik layar yang belum jelas."
Meski menyampaikan tidak akan melakukan kudeta pasukan militer yang telah menahan Suu Kyi dan pemimpin laiinya yang bertentangan dengan yang disampaikan.