Jakarta, IDN Times - International Campaign to Ban Landmines (ICBL) melaporkan peningkatan penggunaan ranjau darat telah menyebabkan peningkatan korban sipil. Ini khususnya terjadi di daerah konflik seperti Ukraina dan Myanmar.
Rusia, yang bukan peratifikasi traktat larangan ranjau darat, telah menggunakan ranjau anti-personel secara luas di Ukraina sejak invasi dimulai. Sedangkan, Ukraina yang merupakan peratifikasi juga menggunakan ranjau di dalam dan sekitar kota Izium di Kharkiv.
Pada 2022, sekitar 4,710 orang terluka atau terbunuh oleh ranjau darat di 49 negara. Sebanyak 85 persen korban adalah warga sipil, setengahnya merupakan anak-anak. Jumlah korban tertinggi tahunan tercatat di Suriah dan Ukraina. Yaman dan Myanmar mencatat lebih dari 500 korban pada 2022.