Demonstran berseru saat memprotes pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, pemimpin IRGC, dan komandan millisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis yang tewas dalam serangan udara di Bandara Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020. ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Nazanin Tabatabaee via REUTERS
Soleimani tewas bersamaan dengan komandan milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, saat berada di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat pagi (4/1). Serangan itu terjadi atas instruksi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Soleimani disebut sebagai dalang di balik tewasnya banyak warga Negeri Paman Sam dan hancurnya kepentingan bangsa itu di Timur Tengah.
Dalam politik Iran, Soleimani adalah figur krusial. Selama 20 tahun, Soleimani berpengaruh besar dalam mewakili Iran untuk urusan dialog politik di kawasan. Sejumlah analis sendiri meyakini Soleimani lebih punya banyak pengaruh diplomatik dari pada Menteri Luar Negeri Javad Zarif.
Dengan statusnya sebagai komandan pasukan elit, Soleimani juga dipercaya jadi otak di balik sejumlah operasi rahasia di Timur Tengah. Peran IGRC dalam menetapkan pengaruh Iran di Timur Tengah juga sangat masif.
Ini tak lepas dari kemampuan Soleimani dalam mengonsolidasikan kekuatan internal maupun eksternal. Misalnya, tanpa dia, Hezbollah di Lebanon diyakini takkan mungkin terbentuk, apalagi sampai memperluas pengaruhnya di kawasan.