Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Situasi di Myanmar saat kudeta militer berlangsung. (Twitter.com/HRWMyanmar)
Situasi di Myanmar saat kudeta militer berlangsung. (Twitter.com/HRWMyanmar)

Naypyitaw, IDN Times - Pihak junta militer Myanmar secara resmi mengumumkan keadaan darurat di kota-kota besar Myanmar yang ada di wilayah Yangon pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat. Pihak Amerika Serikat menilai tindakan kekerasan oleh militer Myanmar terhadap para demonstran dianggap tidak bermoral. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pengadilan militer memiliki kewenangan dalam memberikan hukuman mati atau hukuman lebih lama untuk berbagai pelanggaran

Situasi kekacauan yang terjadi di Myanmar saat kudeta militer. (Twitter.com/ThiriMinHan1)

Dilansir dari Independent.co.uk, pihak junta militer Myanmar telah mengumumkan darurat militer di sebagian besar kota terbesar yang ada di Myanmar ketika lebih dari 20 pendukung pro-demokrasi dilaporkan ditembak mati dalam bentrokan dengan pasukan keamanan setempat. Sebuah TV pemerintah setempat mengatakan kota-kota di wilayah Yangon yang terkena dampak darurat militer diantaranya Dagon Utara, Dagon Selatan, Dagon Seikkan, dan Okkalpa Utara yang kini dikendalikan oleh militer. Itu disamping dua kota kecil lainnya, seperti Hlaing Thar Yar dan Shwepyitha, yang sudah memberlakukan darurat militer pada hari Minggu, 14 Maret 2021, lalu.

Pengadilan militer memiliki kewenangan untuk memberikan hukuman mati atau hukuman penjara yang lebih lama untuk berbagai pelanggaran. Ini termasuk kasus pengkhianatan dan perbedaan pendapat, menghalangi militer atau layanan sipil, menyebarkan informasi yang tidak benar, serta kejahatan yang terkait dengan asosiasi yang melanggar hukum. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengungkapkan bahwa total demonstran yang tewas sejak kudeta militer sebanyak 183 orang.

2. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan taktik ini adalah pengingat bahwa militer Myanmar melakukan kudeta demi keuntungannya sendiri

Editorial Team

Tonton lebih seru di