Ilustrasi tentara (pixabay.com/nambasi)
Pada Sabtu, Jenderal Tchiani mengirim delegasi ke Guinea untuk berterima kasih karena mendukung Niger. Langkah tersebut disinyalir untuk menegaskan keberadaan aliansi khusus pemerintahan militer.
“Kami adalah Pan-Afrika. Ketika rakyat kami memiliki masalah, kami selalu hadir, dan kami akan selalu ada,” kata Presiden sementara Guinea Mamady Doumbouya, dilansir Reuters.
Kendati begitu, Doumbouya tidak mengatakan apakah dukungan Guinea itu termasuk membela Niger jika diserang ECOWAS. Sejauh ini, hanya Burkina Faso dan Mali yang bersedia bantu Niger.
Untuk diketahui, kudeta di Niger terjadi pada 26 Juli 2023. Peristiwa itu menjadi pukulan telak negara-negara Barat. Sebab, Niger merupakan mitra andalan mereka yang mampu memberantas kelompok-kelompok terafiliasi al-Qaeda dan ISIS di Afrika.
Amerika Serikat dan Prancis memiliki lebih dari 2.500 personel militer di Niger. Keduanya telah menginvestasikan ratusan juta dolar dalam bentuk bantuan militer dan pelatihan pasukan Niger.