Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Niger (Pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin junta militer Niger yang baru saja merebut kekuaaan dari Presiden Mohammed Bazoum, meminta duta besar Prancis, Jerman, Amerika Serikat (AS) dan Nigeria untuk meninggalkan negaranya. Hal itu diumumkan junta pada Jumat (25/8/2023).

Langkah itu diambil karena hubungan bilateral yang terus memburuk dengan cepat antara Niger dengan negara-negara tersebut. Baik Prancis, Jerman dan AS telah mengecam kudeta militer.

Jerman meminta Uni Eropa (UE) untuk menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin junta dan Prancis menyerukan agar Presiden Bazoum yang terpilih secara demokratis, diangkat kembali untuk memimpin negara di Afrika Barat tersebut.

1. Prancis menolak permintaan pemerintah junta militer

ilustrasi bendera Prancis (Pixabay.com/Jackmac34)

Pengumuman agar duta besar empat negara meninggalkan Niger dilakukan oleh Menteri Luar Negeri yang dilantik junta militer. Utusan empat negara diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan Niamey.

Dilansir France24, Prancis telah memperhatikan permintaan para pemberontak yang melakukan kudeta. Mereka menolak untuk pergi karena kelompok kudeta dianggap bukan otoritas yang sah di Niger.

"Para pelaku kudeta tidak mempunyai kewenangan untuk mengajukan permintaan ini, persetujuan duta besar hanya datang dari otoritas terpilih yang sah di Niger," kata Kementerian Luar Negeri Prancis.

"Kami terus mengevaluasi kondisi keamanan dan operasional kedutaan kami," tambah kementerian itu.

2. Duta besar Jerman diusir setelah instruksi serupa kepada Prancis

Editorial Team

Tonton lebih seru di