Ilustrasi Kebebasan Bersuara (IDN Times/Arief Rahmat)
Penangkapan terhadap wartawan di Senegal jarang terjadi. Negara itu menduduki peringkat ke-49 dari 180 dalam indeks kebebasan pers Reporters Without Borders pada 2021, tapi peringkat mengalami penurunan menjadi 73 pada tahun ini, tingkat yang dianggap bermasalah.
"Ini adalah situasi yang disesalkan di negara seperti Senegal, di mana begitu lama kebebasan pers menjadi sesuatu yang dipuji. Fakta bahwa dia, sebagai bagian dari laporan investigasinya, ditangkap, itu tidak bisa dinegosiasikan," kata Sadibou Marong, ketua biro Reporters Without Borders Afrika Barat.
Menurut Marong, Senegal mengalami penurunan kebebebasan pers, sebagian besar karena adanya ancaman terhadap keselamatan jurnalis dan penutupan paksa stasiun media.
Pada Sabtu (5/11), seorang jurnalis bernama Fatou Dione mengalami kekerasan oleh polisi, yang terjadi selama demonstrasi terlarang di Dakar. Dinoe dilaporkan pingsan setelah menghadapi kebrutalan polisi.
Dalam demonstrasi Sabtu itu ada sekitar 20 orang ditangkap dan masih ditahan esok harinya. Unjuk rasa itu diprakarsai oleh sekelompok aktivis untuk menuntut pembebasan tahanan politik, mereka yang dipenjara selama beberapa minggu dan dianggap pihak yang dekat dengan oposisi