Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan, pemerintah koalisinya mengundurkan diri karena perbedaan yang tidak dapat diatasi soal langkah-langkah untuk mengekang jumlah orang yang mencari perlindungan di negara itu.
Pengunduran diri Rutte, pemimpin terlama Belanda, dan pemerintahan koalisinya pada Jumat (8/7/2023) mengartikan negara itu akan menghadapi pemilihan umum akhir tahun ini.
“Bukan rahasia lagi bahwa mitra koalisi memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang kebijakan migrasi,” kata Rutte di Den Haag, dilansir Al Jazeera.
“Dan hari ini, sayangnya, kita harus menarik kesimpulan bahwa perbedaan itu tidak dapat didamaikan. Itulah mengapa saya akan segera menawarkan pengunduran diri seluruh Kabinet kepada raja secara tertulis,” katanya.