Situasi ketika para warga Afghanistan dievakuasi ke tempat yang lebih aman dari Afghanistan yang dijaga oleh pasukan Amerika Serikat. (Twitter.com/DeptofDefense)
Sejak April 2021, Presiden Biden telah mengumumkan bahwa AS dan koalisi NATO akan menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan, mengakhiri misi selama 20 tahun. Kala itu, Biden berkesimpulan sudah saatnya warga Afghanistan hidup mandiri dan dinilai ancaman dari teroris Al Qaida telah sirna.
Sayangnya, penarikan pasukan justru menjadi momen kebangkitan Taliban. Intelijen negara-negara Barat salah memperhitungan kekuatan Taliban. Satu per satu distrik di Afghanistan berhasil direbut Taliban, hingga akhirnya Kabul dikuasai oleh kelompok Islam ini pada pertengahan Agustus 2015.
Washington sebenarnya masih bisa membantu pemerintah Afghanistan, karena mereka menyisakan beberapa pasukan hingga 9 September 2021. Namun, Biden menegaskan bahwa apapun yang dilakukan koalisi Barat akan sia-sia jika pemerintah Afghanistan memang tidak memiliki niat untuk mempertahankan negaranya.
Komentar itu merupakan kritik terhadap Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, yang justru melarikan diri supaya tidak tertangkap Taliban. Di sisi lain, militer pemerintah tampak tidak memiliki keinginan untuk mempertahankan negaranya.
Kini, Taliban menjadi penguasa Afghanistan setelah 20 tahun memperjuangkan trah tersebut.