Dilansir BBC, pada April 2021 jumlah migran yang tiba di perbatasan telah lebih dari 178 ribu migran, jumlah tertinggi satu bulan dalam lebih dari dua dekade. Sekitar 40 persen migran tersebut berasal dari dari wilayah Amerika Tengah yang dikenal sebagai Segitiga Utara yang terdiri dari Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Penyebab banyaknya para migran datang dari negara-negara tersebut adalah kesulitan ekonomi, yang membuat orang pergi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Para migran yang meninggalkan Segitiga Utara mengatakan mereka melarikan diri dari kekerasan, diskriminasi, dan kemiskinan. Keadaan juga diperburuk dengan masalah yang disebabkan oleh ketidakstabilan politik selama beberapa dekade. Negara-negara ini juga telah menekankan bahwa mereka merasakan dampak paling buruk dari pemanasan global, terutama angin topan, meskipun hampir tidak berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Dalam konferensi pers di Guatemala City, Harris juga menyampaikan mereka sedang bekerja dan berusaha menarik investasi AS ke wilayah tersebut, menjanjikan investasi AS terhadap pertanian, kewirausahaan, dan perumahan yang terjangkau, serta untuk "inisiatif pemberdayaan perempuan muda untuk meningkatkan pendidikan dan kesempatan bagi anak perempuan dan perempuan".
Korupsi telah menjadi masalah yang membuat keuangan negara-negara itu terpuruk para pejabat pemerintah di wilayah tersebut, dituduh membantu perdagangan narkoba dan manusia. Harris telah membahas situasi di Guatemala dan selanjutnya di Meksiko. Namun, dia tidak berbicara dengan para pemimpin Honduras dan El Salvador.
Pemimpin Guatemala telah membela catatan pemerintahnya sendiri dalam memerangi korupsi, dia menyampaikan bahwa pemerintah juga menghadapi perang melawan perdagangan narkoba, yang menjadi bagian penting dalam mengatasi masalah tersebut. Dia mengumumkan pusat pemrosesan baru untuk migran yang telah dikirim kembali dari AS dan Meksiko dan mengatakan bahwa fokus kedua negara harus pada menciptakan kemakmuran.