Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dalam pidatonya pada pekan lalu menegaskan, negaranya menolak dijadikan kelinci percobaan untuk semua vaksin buatan negara lain, termasuk Tiongkok.
Alih-alih jadi kelinci percobaan, Kamboja memilih untuk menunggu vaksin COVID-19 yang sudah disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Laman New Straits Times, Sabtu 19 Desember 2020 melaporkan, PM Hun khawatir akan membahayakan kesehatan publik bila disuntik vaksin yang belum dinyatakan aman.
"Kami bersedia menunggu dan mengenakan masker sambil menanti (untuk vaksin yang sudah disetujui)," ungkap Hun.
"Saya tidak akan membiarkan warga Kamboja dijadikan sebagai tempat untuk uji klinis yang dilakukan oleh negara atau perusahaan mana pun, kecuali vaksin itu sudah disetujui oleh WHO," tutur Hun lagi.
Ia mengakui memang sudah ada beberapa vaksin COVID-19 yang mulai diberikan ke publik dengan menggunakan skema izin penggunaan darurat (EUA). Namun, vaksin yang berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Tiongkok, Rusia, dan Inggris, hingga kini belum ada yang mendapat restu dari WHO.
Sementara di sisi lain, laman berita Jepang, Nikkei Asia, melaporkan bahwa Kamboja memang akan memperloleh satu juta dosis vaksin COVID-19 buatan Negeri Tirai Bambu. Tetapi, mereka tidak memasukan vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech ke dalam daftar pembelian.
Bila tidak melakukan pemesanan vaksin COVID-19 langsung ke perusahaan farmasi, lalu dari mana Kamboja akan memperoleh vaksin tersebut?