ilustrasi imunisasi anak (pixabay.com/12019)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji program tersebut sebagai momen bersejarah dalam perjuangan global melawan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.
Di Afrika, terdapat sekitar 250 juta kasus malaria setiap tahunnya, termasuk 600 ribu kematian. Anak di bawah lima tahun menyumbang setidaknya 80 persen dari kematian tersebut, menurut WHO.
Di Kamerun, WHO mencatat sekitar 6 juta kasus malaria setiap tahun, dengan 4 ribu kematian di fasilitas kesehatan, sebagian besar anak-anak di bawah lima tahun.
Suntikan pertama secara simbolis diberikan kepada seorang bayi perempuan bernama Daniella di fasilitas kesehatan dekat Yaounde. Kamerun berharap program ini dapat memvaksinasi sekitar 250 ribu anak pada tahun ini dan tahun depan. Namun, ada ketakutan dan keraguan di kalangan warga Kamerun mengenai keamanan dan kemanjuran dosis vaksin.
“Ketika orang mengatakan kami dijadikan kelinci percobaan, itu tidak sepenuhnya benar. Kita sebagai ilmuwan harus berbuat lebih banyak untuk mengedukasi masyarakat tentang apa itu virus, dan manfaat yang dimilikinya, sehingga kita bisa menenangkan ketakutan mereka," kata Wilfred Fon Mbacham, profesor bioteknologi kesehatan masyarakat yang berspesialisasi dalam malaria.
Daniele Ekoto, pejabat vaksinasi, telah meyakinkan para ibu setelah memberikan dosis kepada anak-anak mereka, dengan menegaskan bahwa ini adalah vaksin yang aman, efektif dan gratis.
"Saya memutuskan untuk memvaksinasi anak saya untuk menghindari malaria. Ini adalah hal yang buruk dan jika penyakit ini menyerang seorang anak, mereka dapat dengan mudah meninggal," kata seorang ibu di pusat vaksinasi.