Daerah rawa-rawa Danau Chad yang jadi perbatasan antara Chad, Nigeria, Niger dan Kamerun. (Instagram.com/ nacionesunidas)
Pada dasarnya, beberapa pejabat setempat mengatakan bentrokan antar etnis adalah peristiwa yang jarang terjadi di wilayah Kamerun utara. Dalam keterangan yang didapat dari Mahamat Bahar "konflik agropastoral antara petani dan penggembala serta nelayan dan penggembala selalu ada. Tapi ini pertama kalinya dalam skala seperti itu,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa kehadiran kelompok Boko Haram dan kelompok bandit di daerah itu telah menyebabkan penduduk mendapatkan senjata api untuk melindungi diri.
Konflik di Kamerun utara yang melibatkan etnis Musgum pernah terjadi pada tahun 2007 silam yang menyebabkan delapan orang tewas. Melansir kantor berita Reuters, konflik tersebut hanya melibatkan nelayan. Beberapa orang dari etnis Musgum terlibat bentrok dengan beberapa orang dari etnis Kotoko yang sama-sama pencari ikan.
Konflik terjadi karena perselisihan atas penguasaan kolam ikan, yang terletak di dalam Taman Nasional Waza di Provinsi Far North. Wilayah ini meluas ke Danau Chad yang berbatasan dengan Chad dan Nigeria.
Konflik lain, namun tidak mematikan juga terjadi antara penduduk Kamerun dengan Chad. Melansir Africa News, mereka berebut menangkap ikan di sepanjang sungai Logone, yang sama-sama melewati Kamerun dan Chad. Semakin menipisnya ikan dan teknik peralatan menjaring, telah menimbulkan masalah antara penduduk dua negara.
Menanggapi konflik tersebut, pihak berwenang Kamerun dan Chad bertemu di Bongor, sebuah kota perbatasan Chad yang terletak sekitar dua kilometer dari Kamerun. Pertemuan itu melibatkan warga sekitar, khususnya para nelayan. Pihak berwenang kedua negara meminta para nelayan untuk tenang dan hidup bersama.