Surabaya, IDN Times - Arfat mengingat bagaimana awalnya ia bisa menginjakkan kaki di Indonesia pada awal 2013 lalu. "Mereka tangkap pemuda-pemuda. Terus beberapa orang saudara kita sudah ditangkap, ditutup matanya, dibawa, sampai sekarang gak ada kabar," ujar Arfat kepadaku di tengah teriknya matahari Kota Sidoarjo.
Pemuda Rohingya berusia 21 tahun itu merujuk kepada kebrutalan militer Myanmar terhadap masyarakat Muslim di Rakhine. "Para orangtua berkata 'kamu keluar saja [dari Myanmar] biar selamat'. Akhirnya saya keluar dengan teman-teman naik kapal. Keluar dari Myanmar gak ada tujuan mau ke mana."
Sekitar 23 hari kemudian--setelah terombang-ambing di laut, sempat dua kali ditangkap militer Thailand lalu diancam dengan senjata, merasakan haus dan lapar di bawah guyuran hujan--Arfat dan 130 orang etnis Rohingya yang berada dalam satu perjalanan dengannya sampai di Aceh.