Kelompok the Proud Boys ikut terlibat dalam kekerasan protes di U.S. Capitol, pada 6 Januari. Sumber:twitter.com/CHUNTERKAP
Melansir dari Associated Press, kelompok Proud Boys didirikan pada 2016 salah satu pendirinya adalah Gavin McInnes dari Kanada, yang ikut mendirikan Vice Media. Anggotanya berada di Kanada, AS dan negara lainnya. Proud Boys digambarkan sebagai kelompok neo-fasis, yang mendukung ideologi misoginis, Islamofobia, anti-Semit, anti-imigran, dan supremasi kulit putih. Mereka sering terlibat dalam berbagai aksi protes yang menimbulkan kerusuhan.
Pada 2018 polisi menangkap beberapa anggota Proud Boys yang berkelahi dengan antifasis setelah McInnes, menyampaikan pidato di Metropolitan Republican Club, New York.
Pada saat unjuk rasa Black Lives Matter (BLM) di AS kelompok ini selalu hadir sebagai kontra-pengunjuk rasa, yang melakukan kekerasan dengan mengincar pendukung BLM. Enrique Tarrio ketua Proud Boys telah ditangkap di Washington karena merusak spanduk BLM di sebuah gereja hitam bersejarah dalam tindakan protes terhadap BLM.
Nelson Wiseman, seorang profesor ilmu politik di Universitas Toronto, mengatakan bahwa pemerintah Liberal Perdana Menteri Trudeau sedang mencoba mengaitkan kelompok tersebut dengan sentimen anti-Trump yang lazim di Kanada.
“Sejak Proud Boys diidentifikasi dengan Trump, mereka adalah sasaran empuk. Seandainya Trump memenangkan pemilu, saya yakin Liberal tidak akan mengejar Proud Boys. Ada ekstremisme sayap kanan di Kanada tetapi jauh lebih sedikit daripada di AS”
Proud Boys memang diketahui sebagai kelompok yang mendukung Trump dan ikut terlibat dalam kerusuhan di Capito Hill dalam protes pemilu, yang menewaskan lima orang. Pada saat debat calon presiden AS di bulan September anggota kelompok tersebut senang dengan tindakan Trump yang menolak mengutuk supremasi kulit putih. Sebaliknya, Trump menyalahkan apa yang disebutnya "antifa dan kiri" atas kekerasan dan meminta Proud Boys untuk "mundur dan berdiri di samping."