Kanada Tuduh China Ingin Rusak Demokrasi di Negaranya

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS), pada Selasa (7/5/2024), menuduh China ingin merusak demokrasi di Kanada. Insitusi itu juga memperingatkan terkait tingginya ancaman aktivitas ilegal yang diinisiasi Beijing di teritori negaranya.
Hubungan kedua negara kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir setelah munculnya dugaan intervensi China dalam pemilu Kanada. Bahkan, CSIS menuding Beijing telah mengirimkan uang kepada jaringannya di Kanada, termasuk sejumlah politikus.
1. CSIS klaim China masih jadi ancaman bagi Kanada
Dalam laporan tahunannya, CSIS menyebut bahwa China masih menjadi ancaman besar terhadap teknologi, demokrasi, dan komunitas diaspora di Kanada.
"China akan terus mendorong inisiatif untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri dan kebijakan luar negeri Kanada. Terdapat ancaman Beijing akan menguatkan intervensi dengan mengadakan kampanye disinformasi dan aktivitas siber pada 2024," tulisnya, dilansir CBC News.
CSIS menduga bahwa China berusaha memunculkan kekerasan dan aktivitas kriminal yang menargetkan kelompok minoritas, seperti LGBTQ+, Yahudi, Muslim, serta pejabat publik dan institusi demokratik di Kanada.
"Kami menilai bahwa ada aksi kekerasan yang ditimbulkan oleh pergerakan anti-gender dalam beberapa tahun ke depan. Aksi tersebut timbul karena terinspirasi dari serangan kepada komunitas LGBTQ+ di Univeritas Waterloo," tambahnya.