Ottawa, IDN Times - Ditemukannya 215 sisa jenazah di bekas sekolah asrama di British Columbia pekan lalu, membuat masyarakat adat Kanada merasakan luka lama yang muncul kembali. Sisa jenazah itu diketahui setelah dideteksi dengan sensor penembus tanah. Hingga kini belum ada yang digali.
Sisa jenazah tersebut adalah anak-anak dari masyarakat pribumi Kanada yang diambil paksa oleh pemerintah dalam program asimilasi yang berjalan sejak awal abad-20 sampai sekitar tahun 1970an. Mereka banyak mendapatkan diskriminasi dan tindakan kekerasan.
Karena pengelola sekolah asrama tersebut adalah gejera Katolik, saat ini masyarakat pribumi Kanada menuntut Paus Fransiskus untuk meminta maaf atas luka yang ditimbulkan masa lalu itu. Pemerintah Kanada secara resmi telah meminta maaf kepada masyarakat pribumi pada tahun 2008 dan mengakui kesalahannya.