Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Rumania Klaus Iohannis (kanan) sambut Kanselir Jerman Olaf Scholz di Bucharest, Senin (3/4/2023) untuk pertemuan bilateral (twitter.com/KlausIohannis)
Presiden Rumania Klaus Iohannis (kanan) sambut Kanselir Jerman Olaf Scholz di Bucharest, Senin (3/4/2023) untuk pertemuan bilateral (twitter.com/KlausIohannis)

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Senin (3/4/2023), tiba di Ibu Kota Bucharest untuk pertemuan trilateral dengan presiden Rumania dan Moldova. Itu dilakukan saat ketiga negara berupaya memperkuat hubungan di tengah kekhawatiran dampak perang Rusia-Ukraina.

Scholz disambut Presiden Rumania Klaus Lohannis di Istana Cotroce, Bucharest, untuk membahas soal keamanan, ekonomi dan energi. Keduanya juga membahas kerja sama pertahanan di sisi timur wilayah NATO dan keamanan di kawasan Laut Hitam.

1. Moldova ingin NATO perkuat pertahanan di Laut Hitam

Melansir Associated Press, setelah pembicaraan dengan Scholz, Lohannis mengatakan bahwa kepentingan strategis di kawasan Laut Hitam telah berkembang. Dia juga meminta NATO memperkuat pertahanan dan pencegahannya secara signifikan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Scholz menyoroti soal hubungan yang kuat antara Jerman dan Rumania. Dia juga menegaskan kembali janji kedua pihak untuk memberikan dukungan militer kepada Ukraina selama diperlukan. 

Jerman dikabarkan akan membangun fasilitas pemeliharaan peralatan militernya di Rumania untuk keperluan senjata yang akan dikirim ke Ukraina. Namun, Scholz dalam konferensi pers tidak menanggapi kemungkinan rencana tersebut.

Sebelumnya, juru bicara perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall, mengatakan bahwa Jerman-Rumania sedang membangun pusat pemeliharaan dan logistik di Satu Mare, Rumania Utara. Fasilitas itu, kata dia, untuk menangani kendaraan militer Barat dan Howitzer yang akan dikirim ke Ukraina dan mulai beroperasi pada bulan ini.

2. Jerman dan Rumania sepakat soal pentingnya ekspansi Uni Eropa ke Balkan Barat

Ilustrasi bendera negara anggota Uni Eropa (unsplash.com/Antoine Schibler)

Terkait pertemuan di Bucharest, Scholz-Ioannis membahas langkah-langkah untuk mendukung Ukraina dan Moldova, di mana keduanya diberikan status kandidat anggota Uni Eropa (UE) Juni lalu. Kedua pemimpin juga sepakat soal pentingnya ekspansi UE ke wilayah Balkan Barat.

“Kami juga memiliki kesamaan visi terkait nilai-nilai strategis perluasan (Uni Eropa) ke Timur,” kata Lohannis, dilansir Associated Press.

Setelahnya, Lohannis dan Scholz akan bergabung dengan Presiden Moldova Maia Sandu untuk pertemuan trilateral. Ketiga pemimpin berencana membahas strategi integrasi Eropa untuk Moldova yang bukan anggota NATO. Diketahui, Chisinau menghadapi serangkaian krisis yang berlarut-larut selama setahun terakhir.

3. Situasi Moldova jadi rumit pascainvasi Rusia ke Ukraina

Ilustrasi bendera Moldova (pixabay.com/jorono)

Melansir ABC News, Lohannis menyebut bahwa situasi Moldova sangat rumit akibat serangan hibrida dari Rusia. Dia mengatakan, kerumitan itu karena tingginya arus masuk pengungsi Ukraina ke Moldova dan berdampak pada ekonomi Chisinau yang sedang berjuang.

Bulan lalu, kepolisian Moldova mengumumkan berhasil menggagalkan rencana kudeta oleh kelompok yang didukung Rusia dan mendapat pelatihan khusus. 

Pengumuman itu terjadi beberapa hari setelah intelijen Amerika Serikat mengatakan, kelompok yang terafiliasi dengan Intelijen Rusia ingin memanfaatkan aksi protes guna menggulingkan pemerintahan Moldova.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team