Ilustrasi COVID-19 (Dok. IDN Times)
Sebelumnya, sekretaris kesehatan Inggris Matt Hancock, pernah memuji langkah penerapan Belgia dalam menanggulangi pandemi dan menjadikannya sebagai "model" untuk diterapkan di negaranya sendiri.
Tetapi kini, Perdana Menteri Alexander De Croo mengatakan situasi di Belgialebih serius daripada di bulan Maret, ketika negara itu menerapkan lockdown. Kenaikan jumlah kasus di negara berpenduduk 11,5 juta orang itu meningkat sejak September lalu, diiringi oleh aktivitas kembali orang-orang seperti biasanya.
Menurut laporan Associated Press, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, Belgia mencatat rata-rata 73,95 kasus harian per 100.000 orang selama tujuh hari terakhir. Hal itu menjadikannya rekor terburuk kedua di Uni Eropa setelah Republik Ceko.
Antara tanggal 9 dan 15 Oktober, rata-rata 7.876 infeksi baru harian dilaporkan, meningkat 79 persen dari minggu sebelumnya. Selasa pekan lalu saja, 12.051 infeksi virus telah diidentifikasi, menandai "jumlah infeksi tertinggi yang tercatat dalam satu hari sejak dimulainya pandemi," kata Dr Steven Van Gucht, juru bicara Pusat Krisis virus Belgia, dalam konferensi pers. "Kami juga melewati 10.000 tanda infeksi pada Rabu (14/10), dengan 10.932 kasus yang dikonfirmasi dalam satu hari."