Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mantan Presiden Afsel, Jacob Zuma, pada Selasa (29/6), dijatuhi hukuman penajara 15 bulan karena dianggap menghina pengadilan. (Twitter.com/Jacob G Zuma)

Cape Town, IDN Times - Jacob Zuma adalah mantan Presiden Afrika Selatan (Afsel) yang berkuasa sejak 18 December 2007 sampai 18 December 2017. Dalam masa kekuasaannya tersebut, ia dituduh terlibat dalam beberapa skandal korupsi. Selain itu, Zuma juga dituduh berkonspirasi dalam proses pengambilan keputusan.

Pengadilan Tinggi negara tersebut menjatuhkan hukuman penjara selama 15 bulan pada Selasa (29/6) karena dianggap menghina pengadilan. Dia gagal hadir pada beberapa undangan persidangan awal tahun ini. Hakim memerintahkan Zuma untuk menyerahkan diri dalam waktu lima hari ke depan. Jika tidak, maka polisi diperintahkan untuk menangkapnya.

1. Jacob Zuma tidak hadir di pengadilan dan justru membuat pernyataan yang dianggap menghina

Jacob Zuma lahir pada tahun 1949. Saat ini ia berusia 79 tahun. Sebagai seorang politisi veteran, ketika ia menjadi Presiden, ia dirundung tuduhan korupsi tingkat tinggi. Penyelidikan terhadap kasusnya dipimpin oleh Raymond Zondo yang meminta Mahkamah Konstitusi untuk ikut campur tangan.

Zuma sendiri membantah melakukan kesalahan dan mengklaim Zondo melakukan dendam pribadi terhadap dirinya. Zuma hanya hadir satu kali di pengadilan pada persidangan tahun 2019.

Melansir laman BBC, Zuma selanjutnya menolak untuk datang ke pengadilan dan menjelaskan tindakannya tidak bersalah. Dia kemudian justru "membuat pernyataan yang provokatif, tidak pantas, dan menghina yang merupakan upaya yang diperhitungkan meragukan integritas peradilan," kata pengadilan.

Pada akhirnya, pengadilan kemudian menjatuhkan hukuman 15 bulan kepada mantan Presiden ke-13 Afrika Selatan tersebut dan diperintahkan untuk menyerahkan diri dalam lima hari ke depan. Khampepe mengatakan "pengadilan konstitusi tidak dapat melakukan apa-apa selain menyimpulkan bahwa Tuan Zuma bersalah atas kejahatan penghinaan terhadap pengadilan."

2. Pelanggaran serius yang dijadikan sebagai pelajaran demokrasi

Penyelidikan atas kasus korupsi yang merundung Zuma mulai dilancarkan ketika ia digulingkan dari pemerintahan oleh ANC (African National Congress) pada tahun 2018. Pada Juli 2019, Zuma hadir di pengadilan. Setelah itu, ia mengabaikan beberapa undangan pengadilan dengan alasan alasan medis.

Mangkirnya Jacob Zuma membuat wakil ketua pengadilan, Raymond Zondo, memberikan peringatan dengan ancaman untuk menjatuhkan hukuman yang diperberat. Melansir laman The Guardian, Zondo menilai mangkirnya Zuma akan berdampak sangat serius jika dibiarkan.

"Akan terjadi pelanggaran hukum dan kekacauan di pengadilan. Mungkin ada orang lain yang memutuskan untuk mengikuti perilakunya ketika mereka menjalani panggilan dalam proses pengadilan. Jika pesan yang dikirim adalah bahwa orang dapat mengabaikan panggilan dan perintah pengadilan dengan impunitas, hanya akan ada sedikit yang tersisa dari demokrasi kita," jelas Zondo.

3. Berbagai kasus yang merundung Jacob Zuma

Jacob Zuma, mantan Presiden Afrika Selatan. (Twitter.com/Diego_Chuene)

Penyelidikan kasus korupsi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Raymond Zondo menyasar tuduhan korupsi Zuma selama berkuasa. Beberapa di antaranya konspirasi dengan tiga pengusaha kelahiran India, Gupta brothers.

Gupta bersaudara, menyangkal melakukan kesalahan dan kemudian mereka meninggalkan Afrika Selatan setelah Jacob Zuma digulingkan..

Melansir laman kantor berita Reuters, Zuma ketika menjadi Wakil Presiden Afsel juga diduga terlibat korupsi dalam kesepakatan senjata senilai 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp72,8 triliun pada tahun 1999 dari lima perusahaan senjata Eropa.

Selain itu, Zuma juga menghadapi 16 tuduhan penipuan, korupsi, dan pemerasan terkait dengan pembelian jet tempur dan kapal patroli.

Presiden Afsel saat ini, Cyril Ramaphosa, telah berusaha mengembalikan kepercayaan investor asing di negaranya. Namun ia masih mendapatkan tantangan kuat dari ANC, di mana masih ada faksi yang setia mendukung Jacob Zuma.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja