Jakarta, IDN Times - Virus corona kini memiliki episentrum baru yakni di Brasil. Kenyataan bahwa kasus COVID-19 di negara Samba itu melonjak drastis sesungguhnya sudah bisa diprediksi.
Berdasarkan data dari Universitas John Hopkins pada Minggu (24/5) pukul 06.32 WIB ada 347.398 kasus positif COVID-19 di Brasil. Sementara, 22.013 orang di antaranya meninggal dunia di sana.
Dengan data ini, Brasil berada tepat di bawah Amerika Serikat untuk jumlah kasus positif paling banyak di dunia. Cara penanganan COVID-19 di Brasil di bawah kepemimpinan Presiden Jair Bolsonaro sudah menuai kritik keras.
Sejak awal Bolsonaro hanya menganggap COVID-19 sekedar flu ringan dan tidak perlu dilakukan jaga jarak antar individu. Bahkan, ia ikut serta dalam aksi protes agar dilakukan jaga jarak. Sementara, para perawat di Brasil mengaku sudah lelah bekerja.
Salah satunya disampaikan oleh perawat bernama Elaine Oliveira. Melalui akun instagramnya ia curhat sudah tidak bertemu orang tuanya selama dua bulan.
"Saya sangat merindukan mereka dan kenyataan ini benar-benar menyakitkan," kata Oliveira yang berusia 33 tahun itu dan dikutip stasiun berita BBC.
Sementara, data dari Universitas John Hopkins menunjukkan Amerika Serikat masih berada di posisi teratas jumlah kasus positif COVID-19. Tercatat sebanyak 1,6 juta orang sudah terpapar COVID-19 di Negeri Paman Sam.
Lalu, mengapa Brasil bisa menjadi episentrum baru COVID-19? Negara mana saja yang masuk ke dalam kategori tertinggi penyebaran kasus wabah Sars-CoV-2 nya?