Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ribuan warga Rohingya terbunuh dan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi akibat serangan militer Myanmar yang dilancarkan sejak tahun 2017. Instagram.com/adamjdean

Jakarta, IDN Times - Setidaknya 100 pengungsi Rohingya tiba di Pidie, Aceh pada Rabu (15/11/2023). Mereka berlayar menggunakan perahu dari Myanmar.

Dilansir The Star, Kamis (16/11/2023), para pengungsi Rohingya mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal, menyatakan bahwa Indonesia bukan pihak yang meneken Konvensi Pengungsi 1951. Maka dari itu, Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi, apalagi memberi solusi permanen bagi mereka.

“Penampungan yang selama ini diberikan semata-mata karena alasan kemanusiaan. Ironisnya banyak negara pihak pada konvensi justru menutup pintu dan bahkan menerapkan kebijakan push back terhadap para pengungsi itu,” kata Iqbal, dalam keterangannya.

1. Dimanfaatkan para pihak tak bertanggung jawab

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Sonya Michaella)

Iqbal menambahkan, penanganan sementara yang dilakukan oleh Indonesia terhadap etnis Rohingnya malah dimanfaatkan oleh jaringan penyelundupan manusia.

“Mereka malah mencari keuntungan finansial dari para pengungsi tanpa peduli risiko tinggi yang dihadapi oleh mereka, khususnya kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak. Bahkan banyak di antara mereka teridentifikasi korban TPPO,” ucap Iqbal.

2. Ada puluhan Rohingya mendarat di Bireuen pada Oktober 2023

Editorial Team

Tonton lebih seru di