Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev (Twitter.com/Qasym-Jomart Toqayev)

Jakarta, IDN Times - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev pada hari Jumat (7/1/22) memberikan izin perintah kepada pasukannya untuk menembak para demonstran yang menyebabkan kerusuhan di negaranya. Sejauh ini, demonstrasi yang berujung rusuh di negara tersebut telah menyebabkan puluhan orang tewas.

Negara Asia Tengah bekas pecahan Soviet itu selama satu pekan terakhir mengalami protes jalanan. Bahkan protes itu bisa disebut protes paling parah setelah Kazakhstan memisahkan diri dari Soviet.

Protes oleh para demonstran terjadi karena disebabkan kenaikan harga BBM hampir dua kali lipat. Protes yang awalnya terjadi di ibu kota Nursultan, menyebar dengan cepat ke kota Almaty dan kota lain di seluruh negeri. Pasukan keamanan menggunakan tindakan keras sebagai upaya pemadaman protes. Bahkan Kazakhstan meminta bantuan pasukan Rusia untuk mengatasi demonstrasi tersebut.

1. Presiden beri izin tembak mati tanpa peringatan

"Saya telah memberikan perintah kepada penegak hukum dan tentara untuk menembak mati tanpa peringatan." Mereka yang tidak menyerah akan tersingkir." kata Presiden Tokayev dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, dikutip Associated Press.

Pidato presiden penuh dengan retorika keras, merujuk kepada para demonstran yang terlibat dalam kekacauan. Presiden menuduh protes yang awalnya damai itu melibatkan "teroris, bandit dan militan."

Penyebab protes yang berkembang menjadi aksi kekerasan itu sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Tapi suasana di kota Almaty diberitakan dalam kondisi yang mencekam.

Sampai saat ini tidak diketahui siapa pemimpin dari protes tersebut. Kazakhstan juga telah meminta bantuan Rusia untuk mengirimkan pasukan, guna membantu memadamkan aksi protes berujung kekerasan mematikan itu.

2. Sedikitnya 26 demonstran tewas dan ribuan ditahan

Editorial Team

Tonton lebih seru di