Dalam beberapa pekan terakhir, kebakaran hebat dikabarkan terjadi di AS dan Kanada. Di pesisir Mediterania, ada Turki, Yunani, Makedonia Utara, Spanyol, Prancis dan Aljazair yang juga mengalami kebakaran.
Selain jutaan hektar hutan yang hangus menjadi abu, puluhan orang tewas akibat kebakaran tersebut.
Di belahan Eropa timur ada Rusia, di mana api melahap hutan dengan cepatnya karena suhu yang naik dan musim yang kering telah mempercepat kebakaran tersebut.
Yang mengejutkan, menurut Smithsonian, kebakaran hutan Rusia lebih besar daripada kebakaran di Yunani, Turki, Amerika Serikat, dan Kanada jika digabungkan.
Wilayah paling parah dalam kebakaran di Rusia adalah Sakha-Yakutia yang berada di timur jauh Rusia. Penduduk lokal berada dalam keadaan darurat selama berminggu-minggu karena asap pekat menyelimuti kota.
Kelambanan penanganan menjadi salah satu faktor utama mengapa kebakaran di Rusia terus membesar tak terkendali. Selain itu, kurangnya petugas pemadam kebakaran (damkar), dan pesawat damkar yang jarang digunakan jadi faktor lain.
Masyarakat di Yakutia akhirnya banyak yang turun tangan untuk jadi sukarelawan memadamkan api, ketika ternak, pakan ternak, pertanian dan lingkungan mereka terbakar.
Afanasy Yefremov, penduduk Yakutsk mengatakan "saya telah hidup selama 40 tahun, dan saya tidak ingat kebakaran seperti itu. Di mana-mana terbakar, dan tidak ada cukup orang."
Hal yang perlu jadi catatan, Yakutia adalah salah satu wilayah terdingin di muka bumi yang ditinggali manusia. Wilayah itu memiliki suhu tahunan rata-rata -44 hingga 25 derajat Celsius.
Namun kini meningkat mencapai 38 derajat Celsius sehingga memegang rekor terbaru. Peningkatan suhu tersebut membuat kelembapan tanaman berkurang dan mudah terbakar.