Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kebakaran (pexels.com/enric)
ilustrasi kebakaran (pexels.com/enric)

Intinya sih...

  • Tidak Ada Sistem Pemadam Kebakaran

  • Penyelamatan dan Proses Identifikasi Masih Berlangsung

  • Pemerintah Umumkan Tiga Hari Berkabung

Jakarta, IDN Times - Kebakaran besar melanda sebuah pusat perbelanjaan baru di Kut, Irak bagian timur. Insiden itu menewaskan sedikitnya 63 orang dan melukai puluhan lainnya. Kebakaran tragis ini terjadi pada Rabu malam (16/7/2025) di Corniche Hypermarket Mall, hanya beberapa hari setelah dibuka untuk umum.

Peristiwa ini menjadi viral di media sosial. Dalam video yang beredar di media sosial, orang-orang, termasuk anak-anak, berdiri di atap mal dan berteriak minta tolong saat peristiwa terjadi. Menurut pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Irak, kebakaran tragis ini merenggut nyawa 63 warga sipil yang sebagian besar meninggal karena sesak napas di kamar mandi.

Terdapat 14 jenazah yang hangus terbakar dan belum dapat diidentifikasi. Sementara itu, kantor berita resmi INA melaporkan, jumlah korban tewas meningkat menjadi 63 dan yang luka mencapai 40 orang.

Banyak jenazah dibawa ke rumah sakit utama provinsi, sementara keluarga korban berkumpul dengan cemas. Mereka menanti kabar dari anggota keluarganya yang hilang. Beberapa orang tampak menangis histeris dan tak kuasa menahan kesedihan.

Ali Kadhim (51), salah satu warga Kut, masih mencari kerabatnya yang hilang. Sepupunya, bersama istri dan tiga anak mereka, masih belum ditemukan.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka,” katanya, dilansir dari France24, Kamis (17/7/2025).

Seorang dokter berusia 50-an bernama Nasir al-Quraishi kehilangan lima anggota keluarganya dalam kebakaran tersebut.

"Musibah besar menimpa kami. Kami pergi ke mall hanya untuk makan malam dan menghindari pemadaman listrik di rumah. AC meledak di lantai dua dan tiba-tiba api menyebar, kami tidak bisa melarikan diri," ujar Nasir.

1. Tidak ada sistem pemadam kebakaran

ilustrasi APAR (freepik.com/Rochak Shukla)

Sejumlah warga mengungkapkan kemarahan atas kelalaian dalam standar keamanan bangunan. Moataz Karim (45), menyatakan mal tersebut tak dilengkapi sistem pemadam kebakaran. Sehingga, dia kehilangan tiga anggota keluarga, salah satunya baru bekerja di mal itu selama tiga hari.

"Tidak ada sistem pemadam kebakaran sama sekali," katanya.

2. Penyelamatan dan identifikasi korban masih berlangsung

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Kementerian Dalam Negeri menyatakan, tim pertahanan sipil berhasil menyelamatkan lebih dari 45 orang yang terjebak di dalam gedung. Namun, proses identifikasi korban yang hangus, mencakup laki-laki, perempuan, dan anak-anak, masih berlangsung karena banyak jenazah tidak dikenali.

"Ini adalah guncangan besar," kata Gubernur Provinsi Wasit, Mohammed Al-Miyahi.

Pihaknya akan menggugat pemilik mal dan kontraktor bangunan atas kelalaian fatal ini.

"Tragedi ini menuntut evaluasi serius terhadap seluruh sistem keamanan," ujar Al-Miyahi.

3. Pemerintah umumkan tiga hari berkabung

Bendera Irak. (istockphoto.com/Derek Brumby)

Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al-Sudani, telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengidentifikasi kelalaian dan mencegah insiden serupa terulang. Pemerintah juga mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari.

Kebakaran ini menambah daftar panjang insiden tragis di Irak akibat standar keselamatan yang diabaikan. Pada September 2023, kebakaran di sebuah gedung pernikahan di Irak menewaskan lebih dari 100 orang. Sebelumnya, pada Juli 2021, kebakaran di unit perawatan COVID-19 di rumah sakit Irak selatan menewaskan lebih dari 60 orang.

Sejumlah negara, termasuk Mesir, Iran, dan Prancis menyampaikan ucapan duka cita kepada rakyat Irak. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad juga menyampaikan, belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan simpati yang tulus kepada keluarga dan orang-orang tercinta dari para korban.

Editorial Team