Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasukan penjaga perdamaian PBB. (twitter.com/ONU_es)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Pantai Gading mengungkapkan penolakannya terhadap klaim dari Mali yang telah menahan puluhan tentaranya sejak Minggu (10/7/2022). Penolakan ini pernyataan Mali bahwa tentara Pantai Gading berada di teritori Mali untuk merencanakan kudeta.  

Sebelumnnya, Pantai Gading juga mendesak Pemerintah Mali agar segera memulangkan sebanyak 49 tentara yang ditahan di teritorinya. Pasalnya, para tentara tersebut dianggap masuk ke Bamako secara ilegal tanpa izin resmi. 

1. Pantai Gading sebut militernya tidak bermaksud melakukan kudeta di Mali

Kecaman ini diungkapkan langsung Menteri Komunikasi Pantai Gading, Amadou Coulibaly pada Rabu (13/7/2022). Dia menyebut bahwa pasukan militernya tidak bermaksud untuk melakukan kudeta di Mali. Pernyataan itu diungkapkan secara langsung dalam rapat kabinet. 

"Di Mali, saat ini adalah dipimpin oleh pasukan militer yang beberapa di antaranya merupakan pasukan khusus. Mereka tahu bagaimana menggulingkan pemerintahan, tapi hal itu tentu tidak dilakukan oleh turis yang datang ke bandara" tuturnya, dilansir Africa News

Sebelum itu, Pantai Gading juga menolak klaim dari Mali dan mengatakan bahwa pasukan militer tidak membawa senjata dan amunisi ketika berada di atas pesawat. 

"Tidak ada tentara Pantai Gading dari kontingen ini yang membawa senjata dan amunisi ketika mereka sudah mendarat. Senajta dari kontingen tersebut diotorisasi oleh PBB untuk perlindungan individu sesuai dalam prosedur yang berlaku" ungkap pihak Pantai Gading. 

2. Mali sebut tentara Pantai Gading masuk tanpa izin

Editorial Team

Tonton lebih seru di