(Seorang sopir truk mengarahkan kendaraannya ke demonstran di Minneapolis, Amerika Serikat) ANTARA FOTO/REUTERS/Eric Miller
Aksi unjuk rasa menuntut keadilan bagi George Floyd sudah memasuki hari keenam. Tetapi, belum ada tanda-tanda akan mereda. Otoritas keamanan pada (31/5) akhirnya mengerahkan sekitar 5.000 personel garda keamanan, pasukan yang disiapkan untuk mengatasi kericuhan di dalam negeri AS. Mereka dikerahkan di 15 negara bagian, termasuk Washington DC, tempat kediaman resmi Presiden Donald J. Trump.
"Badan penegakan hukum di negara bagian serta lokal tetap bertanggung jawab bagi keamanan (di daerahnya)," kata perwakilan pasukan garda nasional.
Situasi di sebagian besar wilayah di AS terlihat sudah mulai sulit dikendalikan. Sebagian demonstran kemudian melakukan perusakan fasilitas publik dan pembakaran kantor polisi. Selain itu, tak sedikit pula toko-toko yang jadi sasaran penjarahan.
Polisi huru-hara di AS merespons aksi itu dengan melepas tembakan gas air mata. Sedangkan, Presiden Trump sendiri di akun media sosialnya mencuit agar ketertiban umum segera diberlakukan di negara bagian Philadelphia.
"Mereka kini menjarah toko-toko. Kerahkan pasukan garda nasional!" cuit Trump pada (1/6).
Penjarahan juga dilaporkan terjadi di Santa Monica, California. Sedangkan, di Minneapolis, seorang sopir truk ditahan karena dilaporkan menembus pembatas jalan. Bila ia terus mengemudi maka bisa menabrak kerumunan demonstran.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, pengemudi truk itu kemudian ditarik keluar usai kendaraan yang ia kendarai berhenti. Sopir kemudian dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka ringan. Sejauh ini belum ada korban jiwa dari aksi tersebut.
Gubernur Minnesota, Tim Walz, mengatakan motif dari sopir truk itu belum diketahui. Ia mengatakan perbedaan antara terjadinya suatu tragedi dengan tidak ada korban jiwa, sama-sama membuatnya terkejut.