Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
medium.com
medium.com

Colorado, IDN Times - Berakhir sudah kisah panjang Brock Franklin. Seorang predator yang suka menculik anak perempuan dan gadis. Dilansir dari 9news.com, kepolisian Colorado, Amerika Serikat berhasil menangkapnya serta dengan barang bukti yang cukup kuat untuk menjebloskannya ke dalam penjara.

Setidaknya dilaporkan ada lebih dari 30 orang menghilang, diculik olehnya dan disuruh untuk melakukan perlakuan yang tidak seharusnya, seperti yang dilansir dari Foxnews.com.

Terlibat beberapa kasus berat.

witf.prg

Brock Franklin dituduh melakukan beberapa kejahatan besar terhadap anak-anak perempuan dan remaja, seperti perbudakan, pemaksaaan seks hingga menjual mereka melalui situs online.

Lebih lanjut, sudah ada 30 korban yang melapor dan mengaku menjadi saksi perilaku yang dilakukan oleh pria berusia 30 tahun tersebut.

Banyaknya tuntutan yang ditujukan, membuat pria asal Colorado ini akan menghabiskan sisa umurnya di penjara.

Mengontrol korban dengan obat terlarang.

medium.com

Kekejian Franklin belum usai. Para korban juga mengakui apabila sang predator menyuruh mereka menggunakan obat-obatan terlarang dan minuman keras.

Hal tersebut diduga agar Franklin dapat leluasa berhubungan badan dengan mereka. Kemudian, ia juga menyuruh para korban untuk berkencan online dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi.

Korban merasa tidak puas dengan hukuman.

9news.com

Pengadilan Colorado menjatuhinya hukuman penjara selama 402 tahun dan hal tersebut ternyata lebih besar dari pada keputusan jaksa yang menginginkan 96 tahun.

Berapapun hukuman yang dijatuhkan nampaknya tidak akan membuat trauma, dan frustasi dari para korbannya menghilang. Sebagian besar dari mereka menginginkan jika sang predator disuntik mati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team