Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang wanita Yaman sedang memasak dengan bantuan pangan yang diberikan oleh WFP. (twitter.com/WFP Yemen)
Seorang wanita Yaman sedang memasak dengan bantuan pangan yang diberikan oleh WFP. (twitter.com/WFP Yemen)

Jakarta, IDN Times – Bagi jutaan warga Yaman, pengiriman bantuan makanan dari lembaga bantuan pada akhir bulan merupakan tanggal terpenting dalam kalender. Namun, di beberapa wilayah, distribusi makanan akhirnya menyebabkan perselisihan serius di masyarakat.

Abdu Al-Zazai salah satunya, yang telah menerima bantuan makanan dari World Food Programme (WFP) selama lebih dari setahun terakhir. Pada akhir Januari 2022, dia pergi menerima bantuan makanan ke pusat distribusi desanya di selatan provinsi Taiz, seperti yang dia lakukan setiap bulan. Tetapi, kali ini semuanya tidak berjalan sesuai rencana.

“WFP menyediakan satu keranjang makanan untuk dua keluarga, dan bulan lalu tetangga saya mengambil seluruh 50kg tepung terigu dan kami hanya membagi minyak goreng, kacang-kacangan dan gula. Jadi saya seharusnya mengambil tepung gandum bulan ini, tetapi dia menolak,” kata Abdu, mengutip Middle East Eye, Minggu (13/2/2022).

1. Pekelahian sengit demi berebut makanan

Seorang warga Yaman berjalan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. (Via Twitter/UN Human Rights)

Argumen yang dilontarkan Abdu tersebut kemudian berubah menjadi aksi kekerasan. Tetangganya, Yasser Al Zazai, memukul wajah Abdu dengan kapak, yang menyebabkan luka serius pada sekitar mata kanan dan hidungnya.

Sebagai balasan, Abdu mengambil batu dan melempar ke punggung tetangganya itu. Keduanya dibawa ke rumah sakit lalu dipenjara.

“Saat pembagian sembako masih berlangsung, kami bertengkar dan ini bukan yang pertama kali karena biasanya terjadi perebutan keranjang makanan seperti itu,” tutur Abdu.

Dia kemudian menyalahkan WFP atas pertengkarannya itu. Menurutnya, WFP menempatkan dia dan tetangganya dalam situasi di mana keduanya berebutan makanan. Abdu juga telah menyesali tindakannya tersebut.

“Saya berharap WFP mengatur pekerjaannya dan berhenti membagikan makanan atau berhenti menyediakan persediaan makanan (sama sekali), karena ada pertempuran bulanan dan biaya pertempuran itu lebih mahal daripada persediaan makanan,” katanya.

Perkelahian itu membuat dia kehilangan penglihatan dan harus membayar 100.000 rial Yaman atau sekitar 1,4 juta rupiah. Dia juga mengaku telah kehilangan tetangga terbaiknya.

Sementara itu, Yasser mengatakan bahwa perebutan paket bantuan bulanan menghancurkan rasa solidaritas dan penderitaan kolektif yang telah ada selama perang, sebelum organisasi internasional terlibat.

“Hati orang berubah setelah intervensi organisasi (bantuan) dan solidaritas menghilang dan kecemburuan menggantikannya,” katanya.

2. Kesalahan dalam pedistribusian bantuan

Bantuan pangan WFP untuk warga Yaman (twitter.com/WFP in Yemen)

Hamid Al-Shawesh, seorang tentara di salah satu penjara di provinsi Taiz, membenarkan bahwa perkelahian memperebutkan keranjang makanan menjadi semakin umum di setiap akhir bulan. Menurutnya, organisasi bantuan diam dengan masalah seperti itu, di mana biasanya orang yang membutuhkan tidak cukup terdidik.

Al-Shawesh mengatakan bahwa banyak orang Yaman membutuhkan makanan tetapi dia merasa ada masalah dalam cara distribusi dan itu perlu diselesaikan.

Sementara itu, seorang pejabat WFP yang berbicara secara anonim mengatakan bahwa mereka tidak meminta setiap keluarga untuk berbagi keranjang makanan. Warga juga bisa mengajukan keluhannya jika hal itu sampai terjadi supaya bisa segera diselesaikan.

3. Yaman membutuhkan lebih banyak bantuan

Warga Yaman (twitter.com/WFP in Yemen)

Menurut WFP, 16,2 juta warga Yaman mengalami kerawanan pangan. Tingkat kelaparan saat ini disebut belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam laporan yang dirilis pada Desember 2021, WFP mengatakan bahwa mereka telah kehabisan dana untuk menyediakan bantuan kepada warga Yaman. WFP terpaksa harus mengurangi bantuan yang disalurkan pada 8 juta warga sejak Januari 2022.

Dengan pengurangan bantuan, maka warga hanya menerima setengah dari jatah harian WFP. Organisasi tersebut mengatakan tengah membutuhkan donor bantuan secepatnya guna mencegah malnutrisi dan kondisi yang tidak diinginkan lainnya.

Bulan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Yaman akan membutuhkan 3,9 miliar dollar AS untuk tahun 2022 guna mengatasi krisis kemanusiaan. Badan tersebut mengatakan pendanaan untuk Yaman telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, di mana tahun lalu bantuan yang berhasil diperoleh hanya sekitar 58 persen dari target yang diharapkan.

Perang telah berkecamuk sejak 7 tahun terakhir dan telah menewaskan sekitar 377.000 orang pada akhir tahun 2021, baik melalui pertempuran maupun kelaparan dan penyakit, menurut PBB.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team