Seoul, IDN Times — Pandemik COVID-19 membuat pemesanan online di seluruh dunia meningkat, termasuk di Korea Selatan yang memaksa para pekerja delivery atau kurir bekerja dari pagi hingga tengah malam, mengantarkan ratusan paket setiap harinya. Jika setiap tahun permintaan pengiriman paket di Korea Selatan meningkat 10 persen. Tahun ini, permintaan meningkat dua kali lipatnya. Membuat beban kerja kurir bertambah.
Kim Dong-hee, berusia 36 tahun, merupakan seorang pekerja di Hanjin Transportation. Ia menjadi kurir kelima belas yang meninggal akibat kelelahan kerja. Di hari-hari terakhir hidupnya ia hampir bekerja selama 24 jam untuk mengantarkan paket di sekitar Seoul. Kronologinya seperti ini.
Kim Dong-hee baru kembali ke rumahnya pada pukul 2 pagi tanggal 7 Oktober. Pada hari itu juga ia harus kembali ke gudang untuk mengantarkan 420 paket dan baru bisa pulang ke rumahnya pukul 5 pagi keesokan harinya, 8 Oktober. Ia sempat mengirimkan pesan singkat untuk seorang rekan kerjanya pada pukul 4.28 pagi memohon untuk keringanan. Ia mengatakan bahwa ia terlalu lelah. Empat hari kemudian, Kim Dong-hee tidak bekerja dan ditemukan telah meninggal dunia di rumahnya. Ia meninggal karena serangan jantung.
Pekerja lain yang mengalami hal sama yaitu Kim Won-jong yang pingsan saat mengantarkan paket, mengeluh mengalami nyeri dada dan kesulitan bernapas sebelum akhirnya meninggal dunia. Demikian juga dengan Seo-Hyung wook yang mengalami nyeri dada dan masalah pernapasan lalu meninggal karena gagal jantung.
Para kurir mengalami kelelahan dan hanya memiliki sedikit waktu untuk makan ataupun istirahat sebelum kembali lagi bekerja. Mereka mengeluhkan beban kerja yang tidak tertahankan. Masyarakat Korea Selatan menyebutnya "gwarosa," atau kematian karena terlalu banyak bekerja.