Dalam pernyataan pada Rabu (23/7/2025), juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Shri Randhir Jaiswal, mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama secara erat dengan pemerintah Inggris sejak persoalan ini muncul.
"Setelah kecelakaan tragis tersebut, pihak berwenang terkait telah melakukan identifikasi korban sesuai dengan protokol dan persyaratan teknis yang ditetapkan. Semua jenazah ditangani dengan sangat profesional dan dengan memperhatikan martabat almarhum," kata Jaiswal.
Namun, Healy-Pratt menilai pernyataan dari kementerian tersebut tidak memadai. Ia menyebutkan bahwa tidak ada penjelasan detail mengenai tahap penanganan jenazah, mulai dari proses identifikasi hingga penempatan ke dalam peti mati. Selain itu, tidak ada jaminan apakah masih ada jenazah, baik yang salah label, belum teridentifikasi ataupun sudah teridentifikasi, yang masih berada di India.
“Dan yang terakhir, mereka (keluarga korban) juga menuntut keadilan secara finansial,” tambahnya.
Pesawat Air India kehilangan daya dorong dan menghantam permukiman padat penduduk di Ahmedabad, India barat, pada 12 Juni. Sebanyak 241 dari 242 penumpang dan awak pesawat tewas dalam tragedi tersebut.
Belum jelas penyebab pasti kecelakaan itu, namun laporan awal yang dirilis bulan ini menyebutkan bahwa sakelar pemutus pasokan bahan bakar untuk kedua mesin pesawat Boeing 787-8 Dreamliner ini telah dinonaktifkan satu per satu dalam selang waktu satu detik, sehingga menyebabkan kedua mesin kehilangan daya dorong.