Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Moskow pada 7 Desember 2023. (twitter.com/mfa_russia)

Jakarta, IDN Times – Berbagai spekulasi mulai bermunculan di tengah upaya pencarian Presiden Iran, Ebrahim Raisi, yang dikabarkan mengalami kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024). Beberapa mulai bertanya-tanya apa jadinya jika Raisi benar-benar meninggal dalam peristiwa itu.

Pengamat Iran dari Universitas Reichman di Israel, Meir Javedanfar, mengatakan bahwa kondisi ini tak akan berdampak apa-apa terhadap rezim. Namun politik dalam negeri akan sangat bergejolak.

”Mereka yang berharap kematian mendadak Raisi akan menyebabkan perubahan rezim di Republik Islam kemungkinan besar akan kecewa,” kata Javedanfar, dilansir dari Jerusalem Post, Senin (20/5/2024).

Kondisi ini juga tidak akan mengubah kondisi permusuhan antara Israel dan Iran, terutama dalam perang Gaza.

1. Perang akan tetap berlanjut

Rudal di situs rudal bawah tanah Garda Revolusi Iran di lokasi yang dirahasiakan. Foto diperoleh pada Jumat (8/1/2021). ANTARA FOTO/IRGC/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS/rwa.

Sementara itu, hubungan Iran dengan proksinya seperti Hizbullah dan Hamas juga pastinya akan terus berlanjut. Dorongan Iran untuk tetap memproduksi senjata nuklir setelah kematian Raisi diprediksi tetap maju.

”Semua agresi regional dan global akan terus berlanjut,” tegas para ahli.

Mantan penasihat keamanan nasional Mayjen Yaakov Amidror mengatakan bahwa pada akhirnya, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei-lah yang menentukan kebijakan negara.

Ia mengatakan, pengganti Raisi dan Amirabdollahian hanya akan menggunakan bahasa yang berbeda.

”Pada akhirnya, proses pengambilan keputusan tidak dilakukan oleh presiden dan bukan oleh menteri luar negeri,” ungkapnya.

2. Kemungkinan selamat kecil

Editorial Team

Tonton lebih seru di