Presiden Tiongkok Xi Jinping tiba untuk upacara sambutan di Balai Agung Rakyat, di Beijing, Tiongkok, pada 25 Oktober 2019. (ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee)
Berdasarkan keterangan pejabat Amerika Serikat, pemerintah melihat ancaman di mana para petinggi Tiongkok mencengkeram media-media tersebut, tapi pada saat bersamaan memperluas jangkauan global mereka. Dikutip CNN, Washington menilai kontrol Beijing "semakin kuat dan lebih agresif, aktivitas mereka di luar Tiongkok, termasuk di Amerika Serikat". Oleh karena, ia menambahkan, "ini waktunya yang tepat untuk bertindak".
Sementara, Profesor Hukum di George Washington University Jonathan Turley mengaku khawatir dengan kemungkinan adanya aksi balas dendam terhadap wartawan Amerika Serikat di Tiongkok. Kekhawatiran ini rupanya juga jadi perbincangan, bahkan kecurigaan di kalangan pejabat keamanan nasional. Salah satu media yang aktif di Tiongkok adalah Voice of America yang berafiliasi dengan Washington.
"Tiongkok telah sejak lama menutupi operasi intelijen mereka dengan kredensial jurnalistik," kata Turley kepada The New York Times. "Yang berbahaya adalah Tiongkok bisa membalas dendam terhadap jurnalis-jurnalis kita. Perbedaannya adalah jurnalis kita di Tiongkok memang benar-benar jurnalis."