Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi satwa liar di alam Afrika. Sumber: Unsplash.com/ Brian McGowan

Jakarta, IDN Times - Usaha Kenya untuk melawan perburuan ilegal dan melindungi satwa liar yang terancam, nampaknya mulai membuahkan hasil.

Hal itu terlihat dari adanya peningkatan populasi antara gajah dan jerapah yang tercatat berdasarkan sensus satwa liar nasional pertama di negara itu. Laporan yang kemudian dirilis oleh Kementerian Pariwisata dan Margasatwa menuturkan, jumlah gajah di alam liar Kenya saat ini meningkat 12 persen dalam tujuh tahun terakhir, sementara jerapah meningkat 49 persen sejak tahun 2019 lalu.

1. Otoritas Kenya aktif lawan perburuan liar

Potret seekor gajah. Sumber: Unsplash.com/Will Shirley

Perburuan ilegal telah lama menjadi ancaman besar bagi kehidupan satwa liar Afrika. Spesies gajah terutama diburu untuk gadingnya, sementara Jerapah diincar untuk dikuliti dan diambil tulangnya.

Pada tahun 2014, aktivitas perburuan di Kenya sempat berada pada puncaknya. Negara itu bahkan disebut sebagai yang terburuk di dunia untuk perdagangan gading. Namun berkat keseriusan pemerintah dalam melawan perburuan, penanggulangan pun akhirnya terjadi.

“Ada peningkatan yang mencolok dari ketiga spesies jerapah yang ditemukan di Kenya. Upaya untuk meningkatkan hukuman atas kejahatan terkait dengan spesies yang terancam tampaknya membuahkan hasil," tulis laporan tersebut, seperti dilansir dari Bloomberg.

2. Peningkatan populasi juga terjadi pada spesies lainnya

Ilustrasi satwa liar di alam Afrika. Sumber: Unsplash.com/ Brian McGowan

Selain gajah dan jerapah, laporan ikut menunjukkan peningkatan terhadap spesies singa, badak, zebra Grévy dan Hirola. Saat ini, ada lebih dari 30 spesies mamalia, burung dan hewan laut yang juga dilakukan perhitungan sensus antara April hingga Juli.

Di sisi lain, gencarnya upaya Kenya dalam melestarikan kehidupan satwa liar salah satunya disebabkan oleh faktor pariwisata. Sektor itu adalah penghasil mata uang asing terbesar untuk negara tersebut. Namun sejak tahun 1977-2016, penelitian yang diterbitkan di PLOS One mengungkapkan bahwa jumlah satwa liar yang merupakan daya tarik utama wisata, telah menurun sebanyak 68 persen baik di luar maupun di dalam kawasan lindung.

Untuk membantu upaya konservasi, pemerintah Kenya direkomendasikan agar mengalokasikan anggaran yang dapat mendukung pemantauan tahunan secara aktif bagi spesies langka dan endemik di sana.

3. Melindungi satwa liar harus terus berjalan secara produktif

Potret kawanan gajah Afrika. Sumber: Unsplash.com/Richard Jacobs

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sebelumnya pernah mengeluarkan peringatan di tahun ini tentang ancaman nyata bagi gajah Afrika. Faktor-faktor seperti penembakan, pemukiman manusia dan perburuan secara bertahap telah menghilangkan gajah dari daerah tertentu di Kenya. Spesies itu juga sempat masuk klasifikasi "terancam punah" karena populasinya menurun dengan cepat setidaknya 60 persen dalam 50 tahun terakhir, lapor Euronews.

Tetapi, langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk pencegahan saat ini terus berjalan produktif. Layanan Margasatwa Kenya (KWS) dilaporkan meningkatkan tindakan anti-perburuan untuk membendung aktivitas ilegal lebih lanjut. Mereka melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan satwa liar, sebagai bagian integral dari strategi konservasi.

“Upaya ini harus dilanjutkan untuk lebih mempertahankan pertumbuhan populasi gajah di masa depan dan perluasan jangkauan,” tulis laporan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team