Jakarta, IDN Times - Seorang perempuan yang selamat dari pembantaian di Burkina Faso tengah menceritakan kengerian yang dialaminya saat mencari saudara laki-lakinya di antara ratusan mayat yang bergelimpangan.
“Kami keluar dengan gerobak untuk mengambil jenazah kakak laki-laki saya. Kami menghabiskan waktu lama untuk memeriksa mayat-mayat yang bertumpuk di bawah pohon," kata perempuan berusia 38 tahun itu dalam sebuah wawancara, dikutip dari Reuters. Ia melarikan diri bersama balitanya ke kota terdekat, Kaya.
Serangan di desa Barsalogho itu terjadi pada 24 Agustus lalu. Saat itu, tentara memaksa setiap laki-laki di kota untuk menggali parit guna melindungi kota dari serangan, sementara perempuan dan anak-anak kecil diperintahkan untuk memotong rumput panjang dan pohon demi meningkatkan visibilitas tentara yang ditempatkan di sana.
Sekitar pukul 10 pagi, para militan datang dan menembaki tentara dan warga sipil secara acak. Mereka baru berhenti saat sore hari ketika drone muncul di udara. Sekelompok kerabat korban mengatakan bahwa sedikitnya 400 orang tewas dalam pembantaian tersebut.