Ilustrasi peti mati. (Pexels.com/Pavel Danilyuk)
Menteri Luar Negeri Zambia, Stanley Kakubo, mengatakan bahwa pemerintah telah meminta pihak Rusia memberikan rincian kematian Nyirenda.
"Kami diberi tahu bahwa pada 23 Agustus dia diampuni secara bersyarat dan diizinkan untuk berpartisipasi dalam operasi militer khusus, di mana dia dibunuh pada September. Kami kemudian menuntut agar para pejabat memberikan perincian, bukan hanya perekrutannya," kata Kakubo, dilansir Associated Press.
Kakubo mengatakan, tes DNA untuk memastikan identitas jenazah telah dilakukan dan Rusia akan memberikan kompensasi kepada keluarga Nyirenda.
Dia juga menyampaikan, pemerintah akan bekerja untuk memastikan bahwa hal seperti ini tidak akan terulang lagi pada orang Zambia yang belajar di Rusia. Pemerintah memastikan agar tidak ada lagi warga Zambia yang ditahan di Rusia.
“Rasa sakit kehilangan orang yang dicintai dalam keadaan yang tidak jelas tidak tertahankan. Bagaimana Rusia bisa mulai merekrut warga negara kita yang belajar dengan beasiswa untuk berperang? Itu jelas tidak benar dan pemerintah kami harus memastikan mereka melindungi kehidupan warga kami di Rusia,” kata Catherine Mwenya, seorang warga di Lusaka.
“Kematian ini menuntut pemerintah untuk mengecam keras Rusia dan memberi tahu mereka untuk berhenti mengorbankan anak-anak muda kita yang belajar di sana untuk perang. Saya hanya berharap mereka melakukan itu dan menarik garis yang jelas untuk apa yang bisa ditoleransi atau tidak,” kata Kendricks Phiri, warga lainnya.