Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penampilan rudal balistik antar benua terbaru dan terbesar milik Militer Korut dalam parade militer di Kota Pyongyang, 10 Oktober 2020. /twitter.com/martyn_williams
Penampilan rudal balistik antar benua terbaru dan terbesar milik Militer Korut dalam parade militer di Kota Pyongyang, 10 Oktober 2020. /twitter.com/martyn_williams

Jakarta, IDN Times - Perwakilan Khusus China untuk Urusan Semenanjung Korea Liu Xiuming mengunjungi Korea Selatan (Korsel) terkait ketegangan akibat peluncuran rudal balistik Korea Utara (Korut).

Utusan China ini menegaskan bahwa China tetap pada “peran yang positif” serta kunci untuk menyelesaikan masalah ada di tangan Korut dan Amerika Serikat (AS).

1. China prihatin atas ketegangan akhir-akhir ini

Pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong Un (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Beijing menyatakan prihatin atas situasi yang menegang akhir-akhir ini di Semenanjung Korea. Liu mengatakan, akar penyebab ketegangan perlu ditangani.

“Kekhawatiran ini masuk akal jika datang dari semua pihak. Perlu diakui agar ada penyelesaian politik,” kata Liu, dikutip dari Channel News Asia, Senin (2/5/2022).

“China akan terus memainkan peran positif dan kuncinya adalah di Korut dan AS,” lanjutnya lagi.

2. Kunjungan ke Korsel

pixabay/Chickenonline

Dalam kunjungan pertamanya ke Korsel sejak menjabat pada April 2021, Liu dijadwalkan bertemu utusan Korsel untuk Korut Noh Kyu-duk dan bertemu perwakilan dari presiden Korsel terpilih, Yoon Suk-yeol.

“Kami meminta semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri dan kami tidak menyetujui tindakan pihak mana pun yang dapat meningkatkan ketegangan,” ujar Liu lagi.

Korut telah meluncurkan serangkaian uji coba nuklir tahun ini, dari rudal hipersonik hingga rudal antarbenua atau OCBM.

Para pejabat di Korsel dan AS mengatakan, terlihat ada tanda-tanda persiapan Pyongyang untuk menguji coba nuklir baru mereka.

3. China minta sanksi Korut dilonggarkan

Presiden China Xi Jinping (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

AS sendiri telah menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Korut. Namun, China dan Rusia, yang merupakan sekutu Korut menentang.

Beijing dan Moskow meminta AS untuk melonggarkan sanksi dengan alasan kemanusiaan dan harus ada pembicaraan dengan Korut.

Editorial Team