Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur CIA William J.Burns (twitter.com/ciaomf2001)
Direktur CIA William J.Burns (twitter.com/ciaomf2001)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dan Mossad Israel telah bertemu di Qatar pada Selasa (28/11/2023). Mereka membahas perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Kedua pejabat tersebut juga membahas para tawanan yang masih ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza.

Direktur CIA William Burns dan Kepala Dinas Mossad David Barnea juga dikabarkan telah mengadakan pembicaraan dengan perdana menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Pembicaraan tersebut digelar setelah Doha mengumumkan perpanjangan dua hari jeda kemanusiaan di Gaza yang seharusnya sudah berakhir.

1. Dalam pertemuan itu, terdapat pembahasan agar Hamas juga melepas sandera laki-laki

bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Dave Sherrill)

Menurut pejabat Amerika Serikat (AS), Direktur CIA berkunjung ke Doha untuk membahas isu sandera yang ditawan Hamas. "Untuk pertemuan mengenai konflik Israel-Hamas termasuk diskusi mengenai sandera," kata seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya, dilansir Reuters. 

Qatar, tempat beberapa pejabat politik Hamas bermarkas, telah memimpin negosiasi antara kelompok militan Palestina dan Israel. Para pejabat juga membahas kemungkinan parameter fase baru perjanjian gencatan senjata, termasuk pembebasan sandera Hamas yang merupakan laki-laki atau personel militer.

Sebelumnya, Hamas hanya melepaskan sandera perempuan dan anak-anak. Kedua pejabat intelijen itu juga mempertimbangkan apa yang mungkin diperlukan untuk mencapai gencatan senjata yang berlangsung lebih dari beberapa hari.

2. Hamas telah melepas 51 warga Israel dan 18 warga negara lain yang sudah ditawan

Baik Israel dan Hamas saling menuduh satu sama lain terkait pelanggaran gencatan senjata awal. Namun, mereka terus menukar tawanan dan tahanan selama gencatan senjata berlangsung.

Majed al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa 30 tahanan Palestina akan dibebaskan.Mediator Qatar mengatakan jeda kemanusiaan dalam pertempuran antara Israel dan Hamas akan diperpanjang dua hari, beberapa jam sebelum gencatan senjata empat hari di Gaza berakhir.

Qatar, AS dan Mesir telah terlibat dalam negosiasi intensif untuk membangun dan memperpanjang gencatan senjata di Gaza.

Selama jeda awal, Hamas membebaskan 69 tawanan, 51 warga Israel dan 18 orang dari negara lain. Sebagai imbalannya, 150 tahanan Palestina yang terdiri dari 117 anak-anak dan 33 wanita yang ditahan di penjara Israel dibebaskan dan lebih banyak bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza.

3. Menteri Keamanan Nasional Israel mendesak agar diizinkan perang kembali

Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengizinkan tentara kembali berperang di Gaza. Hal itu merupakan respon dari pernyataan tentaranya bahwa tiga alat peledak diledakkan di dua lokasi di Gaza utara.

“Kita tidak boleh menunggu sampai pejuang kita terbunuh. Kita harus sekali lagi bertindak sesuai dengan tujuan perang: kehancuran total Hamas,” tulis menteri tersebut di X. Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza.

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan pemboman Israel terhadap wilayah kecil dan padat penduduk tersebut sejauh ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa Hamas bersedia melepaskan para tawanan pria atau personel militer Israel. Sementara itu, potensi perpanjangan gencatan senjata masih terbuka lebar. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team