Pada 2020, Azerbaijan-Armenia telah terlibat perang yang menewaskan lebih dari 5 ribu orang dan berakhir dengan gencatan senjata. Rusia menjadi pihak penengah dalam konflik tersebut, mengerahkan ribuan tentara perdamaian yang menjaga garis perbatasan.
Tapi, baku tembak kembali terjadi antara Azeri-Armenia pekan lalu yang menewaskan lebih dari 200 orang. Melansir RFE/RL, kedua pihak menggunakan senjata berat seperti artileri serta menggunakan drone tempur.
Armenia telah meminta Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia untuk menengahi masalah tersebut. Namun Ketua Parlemen Armenia, Simonyan, tidak puas dengan tanggapan CSTO dan menilainya seperti pistol yang tidak menembakkan peluru.
Kini AS menggelontorkan dukungannya untuk Armenia, dan Yerevan juga menyambut dukungan itu.
Presiden Vladimir Putin, pada Jumat, mengatakan bahwa Rusia memiliki sumber daya untuk menengahi konflik Azerbaijan-Armenia. Tapi Rusia sedang disibukkan perang di Ukraina, di mana pasukannya menderita kekalahan setelah mendapatkan serangan balik dari pasukan Kiev.