Seorang manager yang bersedia disebut namanya, Chang, dilansir DailyMail, adanya tekanan sosial dalam lingkungan pekerjaan juga menjadi salah satu alasan kenapa para buruh lebih rajin. Dalam pabrik-pabrik di Korea Utara, diketahui terdapat golongan-golongan sosial. Setiap orang dinilai dan akan dibacakan hasil kinerjanya dalam satu minggu.
Kemudian, bila orang tersebut tidak bekerja secara maksimal, dirinya akan dipasangkan dalam kelompok yang berisi para buruh rajin. Dalam kelompok tersebut akan terbentuk kesenjangan sosial. Banyak buruh rajin menganggap pekerja yang malas akan mengganggu kinerja kelompok. Dari situlah 'pelajaran' diberikan agar bisa bekerja lebih baik dan maksimal.
Salah satu pekerja di pabrik sepatu Wonsan, Kang Jong Jin (28) mengatakan dirinya bekerja dengan warktu normal, tanpa lembur. Per hari dirinya bekerja delapan jam sehari, yakni dari pukul 08.00 sampai siang, kemudian pukul 14.00 dan pulang jam enam sore, waktu setempat.
Program speed ini telah berlangsung sejak awal tahun, dengan kampanye pertama dilangsungkan pada akhir Januari silam. Kampanye sebelumnya hanya bertahan 70 hari, tepatnya berakhir April kemarin. Kemudian, Jong-un sendiri memunculkan program 200 hari ini pada Mei dan diterapkan 3 Juni ini.
Jong-un mengatakan tujuannya melakukan kampanye tersebut adalah ingin meningkatkan perekonomian negeri akibat banyaknya negara 'kawan' yang membelot setelah program nuklir mereka diluncurkan. Nah, menurutmu, tepatkah program kerja Jong-un?