Jakarta, IDN Times - Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), yang sempat aktif kembali beberapa saat lalu, berhasil dikalahkan. Bahkan pemimpinnya Abu Ibrahim Al-Qurayshi juga ikut terbunuh.
Sayangnya, Roza Barakat masih dibayang-bayangi oleh ketakutan atas apa yang sudah dia alami. Barakat masih berusia 11 tahun ketika ditangkap dan diperbudak oleh ISIS, bersama dengan ribuan gadis Yazidi lainnya. Mereka diculik ketika milisi tersebut menyerbu Irak Utara dalam serangan brutal pada 2014.
Dia terpisah dari keluarganya di kota Sinjar, daerah minoritas agama Yazidi kuno, dan dibawa ke Suriah lalu dijual dan diperkosa berulang kali. Barakat bahkan melahirkan seorang anak laki-laki yang kini telah hilang dari dekapannya.
Kehancuran ISIS pada 2019 menjadi momen bagi Barakat dalam upaya pelariannya. Dia memilih untuk bersembunyi dalam pertempuran kala itu. Saat milisi ISIS ditangkap, istri dan anak-anak mereka dimasukkan ke dalam kamp tahanan. Barakat Bebas, namun dia tak bisa pulang.
"Saya tidak tahu bagaimana saya akan kembali ke komunitas saya," kata Barakat, berbicara dalam bahasa Arab, mengutip AP, Kamis (10/2/2022).
Selama bertahun-tahun, para penculik ISIS mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan pernah diterima oleh masyarakat jika dia kembali. Barakat mengaku percaya akan hal itu.