Ira pun menjelaskan secara detail bagaimana mereka akan menghidupkan kembali otak yang telah mati. Tahap pertama diberi nama “First In Human Neuro-Regeneration & Neuro-Reanimation”. Mereka akan memeriksa individu berusia 15 - 65 tahun yang menyatakan bahwa otaknya telah mati akibat cedera otak traumatis atau sebab yang lain.
Selanjutnya, peneliti ini akan menggunakan pemindaian secara ilmiah untuk mencari kemungkinan tanda pembalikan kematian otak. Ketiga, mereka akan mencari cara untuk bisa melakukannya, yakni dengan memetik sel induk dari darah pasien dan menyuntikkannya kembali ke tubuh mereka.
Selanjutnya, pasien juga akan menerima dosis peptida yang disuntikkan ke sumsum tulang belakang mereka. Kelima, pasien ini akan menjalani stimulasi saraf selama 15 hari dengan melibatkan terapi laser dan stimulasi saraf tingkat median untuk menghidupkan kembali otak mereka yang mati. Setelah itu, para ilmuwan akan memantau pasien tersebut untuk melihat perkembangan lebih jauh berhasil atau tidaknya cara yang mereka lakukan.
Dengan cara ini, para ilmuwan berharap meninggalnya seseorang tidak serta merta diakibatkan karena jantung mereka berhenti berdetak, seseorang berhenti bergerak dan tidak lagi bernafas saja. Namun faktor hidup dan matinya otak juga perlu diperhitungkan.