Dengan banyaknya migran Venezuela yang datang telah membuat perekonomian Kolombia terbebani. Melansir dari Al Jazeera, Sergio Guzman, direktur Colombia Risk Analysis, sebuah perusahaan konsultan risiko di Bogota, mengatakan bahwa Kolombia tidak banyak menerima batuan dana internasional dibandingkan krisis migrasi global lainnya, seperti di Suriah dan Sudan. Guzman juga menyampaikan bahwa Kolombia saat ini kekurangan dana dan pemerintah perlu menjuat aset mereka untuk membiayai pengeluarannya saat ini.
Menurut Brookings Institution memperkirakan bahwa pada 2019 komunitas internasional telah menghabiskan 580 juta dolar AS untuk atau setara dengan Rp8,1 triliun dalam upaya menghadapi krisis pengungsi Venezuela selama empat tahun pertama, sementara untuk pengungsi Suriah dalam empat tahun pertama telah menghabiskan 7,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp109 triliun.
Ronal Rodriguez, seorang peneliti tentang migrasi Venezuela dari Universitas Rosario Bogota, menyampaikan kepada Al Jazeera bahwa masalah sosial politik telah menghalangi pemerintah dalam memenuhi janjinya untuk lebih mengintegrasikan warga Venezuela.
"Kolombia adalah negara yang hebat dalam membuat undang-undang yang sangat baik, tetapi memiliki masalah besar dalam menerapkannya dan saya rasa kasus ini tidak akan menjadi pengecualian. Kolombia saat ini sedang mengalami salah satu momen terberatnya, dengan banyak masalah sosial dan politik, dan karena semua yang telah terjadi dengan pandemi, ketegangan sosial meningkat. Dan memasukkan migrasi Venezuela akan membutuhkan banyak biaya, dan kita harus melihat bagaimana mereka menerapkannya dalam jangka pendek... Ini adalah tantangan besar."