Selain mengecam serangan ini, Presiden Ivan Duque juga turut menuding pemerintahan Nicolas Maduro yang memberikan perlindungan bagi kelompok gerilya Kolombia. Insiden ini juga melanjutkan rentetan aksi terorisme dan kekerasan yang terjadi di perbatasan Kolombia-Venezuela dalam beberapa bulan terakhir, dilansir dari DW.
Dilaporkan dari Market Research Telecast, Menlu Venezuela Félix Plasencia menolak tudingan tersebut dan berkata, "Kami menolak tudingan tanpa bukti dan kesalahan yang diutarakan Ivan Duque."
Bahkan Placensia justru menuding negara tetangganya itu sebagai pabrik orang bersenjata dan menuding Bogota menggunakan Venezuela untuk mengalihkan isu terkait konflik internal dan kekerasan di negaranya.
"Ini hanya ada di Kolombia, kasus kekerasan, di mana warga negaranya sendiri merasa terancam. Lebih dari 10 juta warga Kolombia terpaksa mengungsi akibat peperangan yang berlangsung lebih dari 70 tahun. Bahkan mereka menggunakan Venezuela sebagai pengalih isu terkait kelompok yang menolak perdamaian merupakan tindakan tidak bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kecurigaan" tambah Placensia.
Ia juga menyebut jika seperti halnya peristiwa pembunuhan Presiden Haiti, Jovenal Moïse pada Juli lalu. Beberapa percobaan pembunuhan terhadap Presiden Nicolas Maduro juga direncanakan oleh mantan militer Kolombia.